![]() |
www.amazon.co.uk/Rising-Shield-English-Audio-Season/ |
Sobat menthel yang follow Instagram saya pasti paham banget kalau saya hobi baca manga dan nonton anime. Sejak langganan Netflix, saya makin kecanduan nonton anime karena rasanya nonton anime secara legal itu memang beda ya, tidak ada beban moral, wkwkwk. Sebenarnya sudah sejak lama saya pengen bikin rubrik Animanga di blog ini, sempat maju-mundur karena takut kalian nggak suka. Tapi berhubung setiap saya bahas animanga di IG story DM saya rame banget, saya kok jadi semangat untuk merealisasikan rubrik Animanga.
Dari beberapa anime yang sudah saya tonton di Netflix, The Rising of The Shield Hero adalah salah satu anime favorit saya. Awalnya saya agak underestimate karena kok sedikit banget yang membahas The Rising of The Shield Hero. Tapi ternyata anime dengan genre isekai ini sukses membuat saya begadang sampai lupa dengan bonusan kantung mata yang menggelap.
Sinopsis The Rising of The Shield Hero
Anime ini membawa konsep dunia paralel bahwa di dunia ini ada banyak "dunia lain". Suatu hari ada empat orang yang "terlempar" ke dunia lain, tepatnya ke Kerajaan Melomarc. Empat orang tersebut adalah Naofumi, Motoyasu, Itsuki, dan Ren yang ternyata masing-masing juga berasal dari dunia yang berbeda. Orang-orang di Kerajaan Melomarc menganggap bahwa mereka adalah empat pahlawan kardinal yang ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia dari Gelombang. Apa itu Gelombang dan bentukannya seperti apa, tonton sendiri saja. Biar serhu.
![]() |
www.furypixel.com/the-rising-of-the-shield-hero-tate-no-yuusha-no-nariagari-season-1-review/ |
Masing-masing pahlawan kardinal memiliki senjata: Naofumi dapat perisai, Motoyasu dapat tombak, Itsuki dapat panah, dan Ren dapat pedang. Untuk meningkatkan kemampuan bertempur, setiap pahlawan harus membentuk kelompok dan melakukan petualangan untuk mengalahkan monster-monster yang mereka temui. Semakin kuat monster yang dikalahkan, levelnya akan naik lebih tinggi sehingga kemampuan bertempur juga akan semakin mumpuni. Mereka bisa juga menjual bangkai monster hasil buruan ke toko tertentu untuk mendapatkan uang dan membeli makanan dan peralatan perang yang baru. Rasanya seperti sedang berada dunia game petualangan.
Konflik The Rising of The Shield Hero
Pahlawan perisai yaitu Naofumi dianggap paling lemah di antara pahlawan yang lain karena hanya memiliki kemampuan bertahan, nggak memiliki kemampuan untuk menyerang. Hal ini membuat Naofumi mengalami diskriminasi, bahkan Raja Malomarc seperti nggak menganggap Naofumi itu ada.
Di awal cerita, menurut saya diskriminasi yang dialami Naofumi masih bisa dianggap "wajar". Tapi kok makin lama makin nggak wajar karena sampai ada keluarga kerajaan yang mau repot-repot membuat skandal untuk menjebak Naofumi agar hidupnya susah dan dibenci oleh semua orang di Kerajaan Malomarc. Padahal Naofumi kan dipanggil untuk dimintai bantuan menyelamatkan dunia, tapi kok malah dijebak. Semacam keluarga kerajaan punya dendam tersendiri dengan Pahlawan Perisai.
Bayangkan jika suatu hari kita terlempar ke dunia lain bukan karena keinginan kita sendiri, tapi semua orang di dunia tersebut memusuhi kita. Pokoknya mesakke banget lah Naofumi ini. Tadinya saya pikir diskriminasinya hanya untuk lucu-lucuan, ternyata series, wkwkwk.
![]() |
www.scoopbyte.com/the-rising-of-the-shield-hero-season-2-what-we-know-so-far/ |
Di The Rising of The Shield Hero Season 1, cerita akan fokus ke bagaimana cara Naofumi bertahan hidup di saat semua orang memusuhinya dan mencari anggota kelompok yang punya kemampuan untuk menyerang. Di tengah petualangan, Naofumi akan bertemu dengan Raphtalia (seorang budak) dan Filo (seekor Filolial) yang menjadi anggota kelompoknya dan membantunya bertempur. Cerita tentang tiga pahlawan lainnya memang nggak akan terlalu banyak karena branding tiga pahlawan lainnya adalah "pahlawan tidak berguna". Seperti kata orang bijak, tetaplah hidup walaupun tidak berguna.
Karakter Favorit
Buat kalian yang suka dengan anime yang memiliki karakter-karakter kawaii, kemungkinan besar kalian akan terhibur ketika menonton The Rising of The Shield Hero karena cukup banyak karakter yang kawaii. Dan karakter yang menjadi favorit saya adalah Filo. Karakternya kawaii banget uwuwuw, pengen tak cokot. Jangan tertipu dengan tampilannya yang kawaii, Filo ini tenaganya gede dan seneng banget kalau disuruh narik kereta. Tapi malah Naofumi jadi dikira eksploitasi anak karena mempekerjakan anak kecil, ngahahaha. Padahal pengene dewe.
![]() |
comicbook.com/anime/news/the-rising-of-shield-hero-filo-anime-cosplay/ |
Review The Rising of The Shield Hero
Walaupun di Season 1 ini ceritanya dipenuhi dengan skandal jepit dan karakter antagonis yang nyebahi banget, ceritanya tetap tergolong ringan, menyenangkan, dan bisa dinikmati tanpa harus mikir abot. Ada banyak karakter protagonis-nya yang menyenangkan dan lovable. Tapi menurut saya pembangunan karakter Naofumi yang menjadi karakter utama justru terasa ada yang kurang. Rasa benci dan sakit hati karena difitnah berkali-kali masih kurang tersampaikan. Kurang dikiiiit lagi, harusnya masih bisa dibuat lebih greget lagi. Saya justru lebih bisa merasakan kepedihan dari Raphtalia yang kehilangan orang tuanya, dijadikan budak, disiksa setiap hari, dan kehilangan sahabatnya.
Alur ceritanya dibuat padat dan tetap bisa membuat mood saya naik-turun dari seneng-sedih-mangkel-sedih lagi-mangkel lagi, nggak membuat saya merasa bosan. Soundtrack dan backsound di anime ini pun terbilang bagus dan pas di setiap adegan. Animasinya bagus dan jernih, movement-nya cukup smooth. Sayangnya ada beberapa adegan yang ekspresinya kurang anu sehingga emosinya kurang tersampaikan dengan baik.
Overall, saya suka dengan The Rising of The Shield Hero Season 1, saya beri skor 8/10. Akhir cerita Season 1 memberikan banyak misteri baru yang membuat saya penasaran dengan kelanjutannya di Season 2 yang saya harap akan segera rilis. Kalau kalian lagi pengen nonton anime dengan genre isekai dan cerita yang ringan namun tetap unik, kalian bisa coba tonton The Rising of The Shield Hero.
Thank you for stopping by! :-*
Instagram: @monicaagustami | Email: monicaagustami@gmail.com
What's your opinion?