7 Hal Penting Ketika Membuat Overnight Oats

Ada orang yang terbiasa sarapan, ada yang nggak. Saya sih bukan tim garis keras "kita harus sarapan!". Bukan. Karena memang ada pola makan namanya intermittent fasting. Tapi saya nggak mau bahas intermittent fasting. Saya mau bahas menu sarapan yang cocok banget buat kalian yang sibuk dan nggak punya waktu buat nyiapin sarapan. Saya mau bahas overnight oats.


Buat kalian yang belum paham apa itu overnight oats, saya jelasin dulu. Overnight oats adalah oats yang dicampur susu, dimasukkan kulkas, lalu didiamkan semalaman. Biasanya biar rasanya lebih enak juga dicampur dengan buah-buahan dan kacang-kacangan.


Di pola makan saya, saya lebih suka menjadikan overnight oats sebagai second meal. Kalau ada second meal, pasti ada first meal. Kenapa di pola makan saya ada first meal dan second meal? Sudah pernah saya jelaskan di tulisan saya tentang 5 menu andalan untuk first meal. Dibaca dulu ya agar tidak bingung. Kalau masih bingung juga ya ndodok sambil pegang udel.

Saya kan sering banget upload bekal saya di IG story. Kalau saya upload bekal overnight oats, buanyak banget yang tanya-tanya melalui DM. Wah, pokokke sak ndayak koplak ngana kae lah! Dan pertanyaan orang-orang itu banyak yang sama.

Karena saya baik hati dan berpencitraan sebagai ibu perih, akan saya jelaskan 5 hal penting ketika membuat overnight oats.

1. Pemilihan oat untuk overnight oats


Saya pakai Haverjoy Rolled Oat. Tapi SAYA NGGAK MENGHARUSKAN kalian pakai merk yang sama. Bebas mau pakai merk apa saja yang tersedia di supermarket terdekat. Takut salah beli? Halah, yang penting ada label halal, ada tabel nutrisi, dan harganya mashook akal. Dan yang penting lagi adalah ketika kemasannya dibuka, isinya beneran rolled oat, bukan suket-suketan.

Kenapa harus pakai rolled oat?

Nggak ada yang mengharuskan ealah, Jarwo. Saya pakai rolled oat karena kalau pakai instant oat tekturnya terlalu ((mblenyek)). Sa tra suka itu. Rolled oat adalah gandum utuh. Jadi teksturnya lebih kasar dibandingkan dengan instant oat. Waktu dibikin overnight oats menurut saya lebih enak karena lebih bertekstur dan nggak eneug. Paling nggak masih ada yang bisa dikunyah, kalau pakai instant oat kan beneran kayak makan bubur.

Kalau pun di daerah kalian adanya instant oat atau karena memang kalian lebih suka instant oat ya nggak masalah.

Tapi bagus mana rolled oat dengan instant oat?

Karena sama-sama oat, ya nutrisinya beti-beti sih tergantung brand-nya. Masing-masing brand punya standar pengolahan tersendiri. Tapi dalam hal mengenyangkan, menurut saya rolled oat dapat membuat kenyang lebih lama. Konon katanya karena gandumnya utuh jadi mengandung serat lebih banyak, jadi bakal lebih lama diproses di dalam tubuh. Gitu.

2. Pemilihan susu untuk "merendam" overnight oats


Berhubung saya sedikit alergi laktosa, jadi saya biasa bikin overnight oat pakai soy milk. Tapi kalau memang nggak suka soy milk ya nggak usah dipaksakan. Masih bisa pakai susu sapi biasa. Atau kalau kalian (( lebih berduit )) dibandingkan saya, bisa coba pakai almond milk.

Harus pakai susu? Atau pakai air biasa bisa?

Bisa. Tapi rasanya "anyep". Anyep seperti sikap mantan gebetanmu itu. Ada juga kok yang nggak masalah dengan rasa "anyep". Tetap tergantung lidah masing-masing ya, Bambang. Yang nggak masalah palingan udah sering dianyepin mantan gebetannya.

3. Lama penyimpanan overnight oats


Bagi yang memang nggak punya kulkas, overnight oats nggak harus disimpan di kulkas. Saya sering kok nggak memasukkan overnight oats ke kulkas, dan masih enak-enak saja. Memang jadi kurang gimana begitu kalau nggak dingin, sedikit berasa kurang fresh. Eh tapi ada juga yang lebih suka overnight oats-nya nggak dingin, takut meriang katanya.

4. Tempat penyimpanan overnight oats


Kalau pakai susu sapi atau yogurt, saya sarankan waktu penyimpanannya nggak lebih dari 6-8 jam walaupun disimpan di dalam kulkas karena susu sapi dan yogurt mudah terkontaminasi udara luar. Lebih dari itu bisa basi, Jarwo. Tapi kalau pakai soy milk pernah saya coba simpan lebih dari 8 jam di luar kulkas nggak ada masalah sih, belum berasa kecut. Dirasa-rasain aja sih udah basi belum karena yang terpenting adalah ((rasa)).

Oiya, saya biasa menyimpan overnight oats di jar kaca. Tapi kalau kalian hanya punya wadah bekal biasa berbentuk kotak atau oval, ya pakai saja. Sak bahagiamu. Mau Tupperware ataupun Lion Star , sak bahagiamu.

5. Timing penyampuran potongan buah


Saya lebih suka mencampurkan potongan buah ke dalam overnight oats tepat sebelum memakannya, terasa lebih fresh. Tapi kalau buah pisang kadang saya ikut rendem bareng oat-nya soalnya pisang kalau dimasukin kulkas jadi cepet mateng dan lebih manis. Eksperimen aja ya, Ciripa. Karena memang ada buah yang lebih enak ketika ikut direndam bareng oat, ada yang nggak.

Buah yang paling saya suka campurkan ke overnight oats adalah apel atau buah pir karena berasa crunchy dan meminimalisir rasa eneug ketika makan oats. Biasanya saya kombinasikan 2 buah yang berbeda, buah yang "lunak" dan "keras". Misalnya mencampur apel dengan anggur atau buah pir dengan pepaya.

6. Tambahkan campuran lainnya


Berasa kurang greget kalau hanya ditambahkan buah? Bisa tambahkan kacang-kacangan seperti kacang almond atau biji bunga matahari. Kalau suka bisa juga tambahkan chia seed. Saya pribadi nggak terlalu suka pakai chia seed. Alasannya sudah pernah saya tulisakan di blogpost yang berjudul Gaya Hidup Sehat Adalah Gaya Hidup yang Mahal? Dan misalnya kalian merasa kurang manis walaupun sudah ditambahkan potongan buah, bisa tambahkan sedikit madu.

7. Enjoy your overnight oats!


Bagi kalian yang biasa sarapan gudeg, nasi kuning, mendoan, dan kawan-kawannya mungkin overnight oats akan berasa aneh. Tak apa, nanti juga lama-kelamaan lidah akan menyesuaikan kok. Memang butuh penyesuaian yang cukup lama untuk membiasakan setiap bagian tubuh kita dengan gaya hidup sehat. Ingat: tresna jalaran seka kulina.

Sudah ya, 7 saja. Katanya yang ganjil itu lebih SEO friendly.

Thank you for stopping by! :-*
Instagram: @monicaagustami | Email: monicaagustami@gmail.com

What's your opinion?

  1. mbak, susunya anget atau adem mbak? mohon maap wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau overnight oat adem aja, wong ujung2nya juga diademin :))

      Hapus
  2. Kak kalo pake yogurt nyimpennya gmn biar dia paginya gak brubah rasa atau basi? Yogurt kan gampang bgt berubah rasa setelah dibuka, apa hrs masuk chiller gt? Tp takutnya jd beku wkwk jd eskrim oats dong. Bingung nih krn aku pngn coba pake yogurt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pakai yogurt selama nggak lebih dari 8 jam udah dimakan rasanya nggak berubah kok.

      Hapus
  3. Saya selalu pake yogurt. Hmm... manteepp😍👍

    BalasHapus
  4. Maaf nihh kalo pake susu hamil anmun dan penyimpananya 10 jam apa ga masalah?

    BalasHapus