[Ngobrol Lalalala] Koleksi Kece Selain Makeup

Hari ini weekend! Horaaay!!!

Walaupun aku sudah melewatkan banyak weekend yang bisa dibilang beberapa diantaranya adalah weekend selo, baru hari ini mood untuk ngeblog kembali lagi. Tapi, kali ini aku nggak mau menulis tentang makeup. Bukannya aku bosan dengan dunia makeup, toh aku tetap pelanggan setia supermarket depan kantor yang diskon alat makeupnya nggak ada yang ngalahin. Cuma lagi bosan saja menulis tentang dunia per-makeup-an. Jadi, kali ini, aku mau cerita-cerita tentang barang yang aku koleksi selain makeup. BUKU!

Ya, aku suka banget membaca buku. Buku dengan topik atau genre tertentu tentunya. Ya kali, aku baca buku-buku politik, saham, dan antek-anteknya. Bisa botak kepala eike, boooook..

Jujur, aku lebih suka membaca buku dibandingkan menonton film karena ketika menonton film, aku nggak bisa membayangkan yang iya-iya karena aku hanya fokus dengan adegan dan efek animasi yang disajikan oleh film. Aku sudah hampir 2 tahun nggak nonton film di bioskop karena memang 2 tahun ini menjomblo. Nggak nonton bajakannya juga karena aku lebih memilih menunggu diputar di televisi. Sedangkan buku, aku hampir setiap bulan membeli buku. Suka aja merealisasikan setiap kalimat di dalam buku ke dalam imajinasi pribadiku.

Nah, kali ini, aku mau menunjukkan beberapa koleksi buku yang aku punya.


Pasti sudah pada nonton film Divergent dong, ya? Aku sih belum. :D
Pengen nonton sih, habis banyak yang bilang artis yang memerankan Four itu hanteng hanget.

Sumber: andreiyaeliata.blogspot.com

Tapi emang iya, ganteng sih, mumumumu..

Menurutku, Trilogi Divergent karya Veronica Roth ini merupakan satu kesatuan. Buku yang menceritakan dunia yang terdiri dari beberapa faksi ini, kalau hanya berhenti membaca di seri yang Divergent, aku merasa masih kurang greget, walaupun aku suka dengan ide ceritanya dengan segala filosofi yang ada. Nah, keseruan dimulai dari buku yang kedua, yaitu Insurgent. Di buku yang kedua ini, lebih banyak menceritakan perselisihan antar faksi dengan segala intrik untuk saling menguasai. Dan buku ketiga, yaitu Allegiant menceritakan rahasia dan segala konspirasi di balik faksi-faksi yang terbentuk, seru deh! Dan syukur, aku nggak kecewa dengan ending-nya.


Dulu, buku karya Tere Liye bukanlah buku yang akan membuatku penasaran walau hanya dengan membaca judul ataupun ringkasan ceritanya. Tapi, setelah membaca buku Tere Liye yang Negeri Para Bedebah, aku jadi menunggu-nunggu buku terbaru karya Tere Liye. Dan bukunya yang sedang aku baca saat ini adalah bukunya yang berjudul Bumi. Dan Bumi sukses membuatku nggak berhenti membacanya. Imajinasinya kece.


Orang pertama yang mengenalkanku pada buku karya Ayu Utami adalah Arum (penulis blog racunwarnawarni). Dan sejak membaca Lalita, aku jadi ikutan suka dengan tulisan Ayu Utami. Aku suka dengan Lalita karena memberikan unsur kebudayaan dan sejarahnya, sedangkan Saman aku suka karena aku ngefans sama tokoh Mas Wisanggeni, kyaaa.. Ya, walaupun mungkin bagi sebagian orang, tulisannya terlihat vulgar.


Selain dicekoki buku Ayu Utami oleh Arum, aku juga dicekoki buku Ahmad Tohari oleh Mbak Dhika (penulis blog jenganten.com). Dan aku sukaaaaaaaa.. Di buku Di Kaki Bukit Cibalak ini, Ahmad Tohari menggambarkan situasi pedesaan yang membuatku pengen tinggal di desa meninggalkan segala permasalahan hidup ini, kakaaaaaaaak!! *wuopoh*
Jadi pengen koleksi buku Ahmad Tohari yang lainnya, hmmmm..

Untuk Filosofi Kopi, aku sih membelinya karena penasaran dengan ke-famous-an Dewi Lestari. Dan ternyata aku nggak suka dengan gaya tulisannya di Filosofi Kopi. Walaupun aku nggak suka, tapi aku nggak menyerah untuk ngepoin buku-buku Dee. Habis katanya, yang seri Supernova hagus hanget. Ya, udah aku beli. Dibaca aja belum, eh kemarin baca berita kalau Supernova yang seri Kesatria, Puti, dan Bintang Jatuh mau difilmkan. Tapi tetap lebih tertarik bukunya sih.

Aku pengen banget, kalau besok aku punya rumah, di rumahku itu ada perpustakaan kecil untuk menyimpan semua buku-buku koleksiku dan memajangnya dengan rapi. Berasa keren aja gitu punya perpustakaan kecil di rumah. Doakan bisa terwujud ya, kakaaaaak!!

Itu tadi beberapa koleksi buku yang aku punya. Lain kali mau deh aku review satu per satu. Walaupun nggak PD untuk mereview sebuah buku, hahaha.. 

Sekian ngobrol lalalala kali ini. See you on the next post!

What's your opinion?

  1. Ah namaku disebut Kakaaakkk
    ......

    BalasHapus
  2. koleksi novelnya keren-keren ih, aku juga suka baca novel dan buat novel terjemahan gitu aku lebih suka baca yang dengan bahasa aslinya (b.inggris tentunya) tapi nyari novel begituan susah banget bahkan gak ada. jadi penasaran sama novelnya tere liye soalnya kata temenku bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes, sebenernya lebih bagus versi asli. Cuma kok yang asli mahal yak! >.<

      Tere Liye emang bagus :D

      Hapus
  3. Kakkkk, minjem Ahmad Toharinya doooonkkkkk :(

    BalasHapus